Untuk minggu ini dan minggu depan, sepertinya saya harus ijin tidak masuk beberapa kelas yang saya ampu mata kuliahnya. Karena ada beberapa keperluan yang sangat mendesak dan tidak bisa ditinggalkan. terima kasih atas pengertian dan perhatiannya
Praktikum Penerapan TeknoInfoKom pada BK
Pemberitahuan untuk mahasiswa konversi, direncanakan minggu depan akan di adakan praktikum Penerapan TeknoInfoKom pada BK, di ruang Lab multimedia.
Demikian pemberitahuan ini, terima kasih 🙂
PEMAKNAAN TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL DALAM PROSES BELAJAR
PEMAKNAAN TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL
DALAM PROSES BELAJAR
Pendekatan Hermeneutik-Humanistik
(Ulasan Film)
Pemeran Utama :
Produksi : Hollywood Picture
Dangerous Minds merupakan film yang dikembangkan berdasarkan alur cerita dalam buku “My Posse Don’t Do Homework“ karya LouAnne Johnson. Film ini bercerita tentang LouAnne Johnson (diperankan Michelle Pfeiffer), seorang mantan marinir yang menjadi guru Bahasa Inggris. Mengikuti mimpinya untuk terus mengajar, LouAnne terdampar di Parkmont High School, menjadi pengajar sekelompok anak muda cerdas, dengan sedikit atau tanpa pendidikan, yang cenderung menerima kegagalan sebagai warna hidupnya. LouAnne memilih untuk meraih kepercayaan dan membuat perubahan pada hidup mereka, dan mendorong dirinya sendiri serta anak-anak muda tersebut sampai ambang batas, dan belajar dengan hard lessons.
Kecerdasan Berganda pada Penderita Autisme
Kecerdasan Berganda pada Penderita Autisme
Devi Ari Mariani
Staf Pengajar Program Studi Bimbingan Koseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Metro
PENDAHULUAN
Saat ini autis menjadi fenomena karena makin banyak anak-anak yang mengalaminya. Kalau dulu pada tahun 1970-an anak-anak yang mengalami autis hanya 1:10.000 kelahiran, kini tercatat 1:150 kelahiran. Sebuah peningkatan yang sangat mencolok, walau penyebabnya belum diketahui pasti (Kompas, 16 April 2006). Dan mulai tahun 1990-an, terjadi boom autisme ( Kompas, 7 Juni 2008).
Banyak sekali definisi yang beredar tentang Autis. Tetapi secara garis besar, Autis, adalah perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Banyak spekulasi yang beredar, baik di media massa ataupun internet, tentang penyebab ini. Misalnya anak menjadi autis karena ibunya saat hamil mengonsumsi bahan makanan yang terkontaminasi merkuri, atau gara-gara imunisasi dengan vaksin yang mengandung timerosal. Namun, semua itu belum bisa dibuktikan kebenarannya, dan berkaitan dengan isu ini, Menteri Kesehetan, Dr. Siti Fadilla Supari belum mau memberikan komentarnya ( Kompas, 7 Juni 2008). Pada harian Kompas (27 Oktober 2004) memuat bahwa pencemaran udara dan air yang terus meningkat dari tahun ke tahun telah menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan hidup secara umum dan kesehatan masyarakat. Salah satu dampak negatif dari tingginya pencemaran udara adalah meningkatnya kasus autis dan terjadinya hujan asam di beberapa daerah.
Penerapan Teknologi Informasi Komunikasi pada Bimbingan dan Konseling
PENERAPAN MEDIA
(TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI)
pada BIMBINGAN DAN KONSELING
Devi Ari Mariani,M.si
Dunia telah berubah. Dewasa ini kita hidup dalam era informasi/global. Dalam era informasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu (Dryden & Voss, 1999). Berbeda dengan era agraris dan industri, kemajuan suatu bangsa dalam era informasi sangat tergantung pada kemampuan masyarakatnya dalam memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan produktifitas. Karakteristik masyarakat seperti ini dikenal dengan istilah masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Siapa yang menguasai pengetahuan maka ia akan mampu bersaing dalam era global.
Oleh karena itu, setiap negara berlomba untuk mengintegrasikan media, termasuk teknologi informasi dan komunikasi untuk semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegaranya untuk untuk membangun dan membudayakan masyarakat berbasis pengetahuan agar dapat bersaing dalam era global.
Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), dilaksanakan melalui berbagai macam layanan. Layanan tersebut saat ini, pada saat jaman semakin berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan dan konsling dengan cara-cara yang lebih menarik,interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.
Bermain dan Kreativitas Anak Usia Dini
Bermain dan Kreativitas Pada Anak Usia Dini
Devi Ari Mariani,M.si
A. Pendahuluan
Bermain adalah hak asasi bagi anak usia dini yang memiliki nilai utama dan hakiki pada masa pra sekolah. Kegiatan bermain bagi anak usia dini adalah sesuatu yang sangat penting dalam perkembangan kepibadiannya. Bermain bagi seorang anak tidak sekedar mengisi waktu, tetapi media bagi anak untuk belajar. Setiap bentuk kegiatan bermain pada anak pra sekolah mempunyai nilai positif terhadap perkembangan kepibadiannya
Di dalam bermain anak memiliki nilai kesempatan untuk mengekspresikan sesuatu yang ia rasakan dan pikirkan. Dengan bermain, anak sebenarnya sedang mempraktekkan keterampilan dan anak mendapatkan kepuasan dalambermain, yang berarti mengemabngkan dirinya sendiri. Dalam bermain, anak dapat mengembangkan otot kasar dan halus, meningkatkan penalaran, dan memahami keberanaan lingkungannya, membentuk daya imajinasi, daya fantasi, dan kreativitas.
Dalam kenyataan sekaran ini sering dijumpai bahwa kreativitas anak tanpa disadari telah terpasung di tengah kesibukan orang tua. Namun kegiatan bermain bebas sering menjadi kunci pembuka bagi gudang-gudang bakat kreatif yang dimiliki setiap manusia. Bermain bagi anak berguna untuk menjelajahi dunianya, dan mengembangkan kompetensinya dalam usaha mengatasi dunianya dan mengembangkan kreativitas anak.Fungsi bermain bagi anak usia dini dapat dijadikan intervensi yang jika dilaksanakn dengan tepat, baik dilengkapi dengan alat maupun tanpa alat akan sangat membantu perkembangan sosial, emosional, kognitif, dan afektif pada umumnya, dan mengembangkan daya kreativitas anak.
Tugas Psikodiagnostik
Minggu lalu mahasiswa telah melakukan wawancara dan observasi pada subyek yang telah di pilih. tahap selanjutnya mahasiswa diminta untuk melaporkannya dalam bentuk tertulis, yang tertuang dalam laporan observasi dan wawancara. untuk dapat membuat laporan psikologis (dari hasil observasi dan wawancara) yang telah Anda lakukan, maka ada beberapa kiat yang dapat Anda pelajari, agar laporan Anda efektif. berikut ini kiat penulisan efektif laporan psikologis yang dapat Anda pelajari dan dapat Anda terapkan pada laporan yang Anda buat.
Psikodiagnostik
Bagi Anda yang mengikuti mata kuliah psikodiagnostik, Anda bisa mendapatkan materi atau bahan perkuliahan pada halaman ini Mata Kuliah Psikodiagnostik
Psikologi Kesehatan
Bagi Anda yang mengikuti mata kuliah psikologi kesehatan, Anda bisa mendapatkan materi atau bahan perkuliahan pada halaman ini Mata Kuliah Psikologi Kesehatan